Kamis, 05 Juni 2014

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Rupiah serta Kondisi di Negara Asean


Pengaruh Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Rupiah serta Kondisi di Negara Asean


Negara  mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Nilai tukar terbagi atas nilai tukar nominal dan nilai tukar rill. Nilai tukar yang naik-turun  mengakibatkan terhambatnya perkembangan dunia usaha terutama pada sektor ekspor impor, dimana untuk memperoleh bahan bakunya eksportir atau importir harus mendatangkan barangnya dari luar negeri.

Pergerakan harga saham dipengaruhi beberapa faktor antara lain tingkat suku bunga dan nilai tukar. Terdapat tiga variabel dari berbagai variabel pergerakan harga saham yaitu variabel tingkat suku bunga, nilai tukar, dan harga saham. Tingkat suku bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi pula permintaan akan mata uang negara tersebut.

Tingkat suku bunga diatur oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral selalu menaikkan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain akan cenderung naik. Hal ini akan terus berlangsung sampai ada faktor lain yang mempengaruhi atau bank sentral kembali menurunkan suku bunganya.
Suku bunga acuan atau BI Rate naik lagi 25 basis poin, menjadi 7,5 persen. Kali ini, Bank Indonesia fokus pada pengendalian defisit transaksi berjalan. Namun, dalam jangka menengah panjang, BI mengarahkan kebijakan kepada pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Kenaikan BI Rate akan berdampak terhadap perekonomian dan sektor riil. Pertumbuhan ekonomi akan melambat. Di sisi lain, kenaikan BI Rate akan mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan. Bank bisa menaikkan suku bunga simpanan ataupun pinjaman.
Per November 2011, rata-rata bunga deposito bank-bank di Indonesia 6,39 persen, sementara inflasi 4,15 persen. Di Malaysia, bunga deposito 1,14 persen sedangkan inflasi 3,4 persen, Thailand, dengan bunga 2,71 persen angka inflasi 4,19 persen. Sementara Filipina, deposito 2,74 persen dan inflasi 5,2 persen. Korea, bunga deposito 3,94 persen dan inflasi 4,2 persen.

Nilai Tukar Negara ASEAN Terhadap USD, Tahun 2009- 2013
Negara
2009
2010
2011
2012
2013
Indonesia
14%
5,8%
0,4%
-8,7%
-13,3%
Malaysia
0,6%
9,2%
-3,3%
4,4%
-8,9%
Brunei
4,2%
8%
0%
4,7%
-3,3%
Singapura
3,5%
8,6%
-0,8%
5,4%
-4,1%
Thailand
4,5%
9,3%
-6,3%
4,3%
-5,7%
Filipina
1,4%
5,7%
0,1%
7,1%
-9,4%
Vietnam
6,7%
-5,7%
-8%
2,1%
-2,5%
Laos
-0,1%
3,5%
0,6%
1,8%
0,4%
Myanmar
0,3%
0,2%
0,5%
-13360%
-12,8%
Kamboja
-2,2%
0,8%
0,3%
1,8%
-1,8%
Kurs mata uang Rupiah memimpin penguatan atas dollar Amerika Serikat dibandingkan mata uang negara lainnya yang ada di kawasan Asia Tenggara pada pekan terakhir kemarin.Saat ditutup, kurs rupiah mampu menguat 0,69% dan melaju ke level Rp 11.744 per dolar AS.Penguatan terbesar selanjutnya diikuti oleh mata uang Filipina sebesar 0,44% ke 44,57 peso per dolar AS.Selanjutnya adalah mata uang Malaysia yang menguat 0,43% ke 3,3 ringgit per dolar AS.

Sumber :
http://www.macroeconomicdashboard.com
www.Republika.go.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar