Kamis, 24 April 2014

TINGKAT KESEJAHTERAAN PROVINSI-PROVINSI YANG ADA DI PULAU JAWA DAN DILUAR PULAU JAWA


TINGKAT KESEJAHTERAAN PROVINSI-PROVINSI DI PULAU JAWA DAN DILUAR PULAU JAWA BERDASARKAN INDIKATOR DARI DUDLEY SEERS

A.    Berdasarkan tingkat kemiskinan
Provinsi di pulau jawa :
1.DKI JAKARTA
Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per September 2013, tercatat ada 375.700 jiwa (3,72 persen) penduduk miskin. Angka tersebut meningkat 0,02 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni 366.770 jiwa (3,70 persen).
2.BANTEN
Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Provinsi BANTEN per April 2014 angka kemiskinan di Provinsi Banten yang masih berada pada angka 5,8 persen penduduk.
3.JAWA BARAT
Menurut BPS, jumlah penduduk miskin di Jawa Barat sampai September 2012 berjumlah 4.421.484 orang atau 9,89 persen dari penghuni Jawa Barat itu sendiri.
4.JAWA TENGAH
Pada akhir 2013 lalu jumlah pendukuk miskin di provinsi ini menurun menjadi 4,7 juta jiwa, atau 14 persen dari seluruh penduduk yang ada.
5.DIY
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di DIY sebesar 15,03%.
6.JAWA TIMUR
Laporan terbaru Badan Pusat Statistik yang berdasarkan pada hasil survei sosial ekonomi nasional paa September 2013 menyebutkan jumlah penduduk miskin Jawa Timur mencapai angka 4,86 juta.

Provinsi diluar pulau jawa :
1.ACEH
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Aceh sebesar 17,72%.
2.RIAU
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Riau sebesar 8,42%.
3.JAMBI
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Jambi sama besar seperti di provinsi Riau yakni 8,42%.
4.BENGKULU
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Bengkulu sebesar 17,75%.
5.LAMPUNG
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Lampung sebesar 14,39%.

B.     Berdasarkan tingkat pengangguran
Provinsi di pulau jawa :
1.DKI JAKARTA
Menurut Kantor Badan Pusat Statistik Jakarta Utara tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jakarta saat ini bulan Februari 2013 sebesar 9,94%.
2.BANTEN
"Jumlah pengangguran di Provinsi Banten per Desember 2013 yang sementara ini masih cukup besar, yaitu mencapai 9,90 persen," ujar Rano Karno (wakil gubernur Banten)
3.JAWA BARAT
Angka pengangguran di Jawa Barat meningkat dalam setahun terakhir, dari 9,08 persen pada tahun 2012 menjadi 9,22 persen atau mencapai 1,87 juta orang pada tahun 2013, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi.
4.JAWA TENGAH
Menurut data dari BPS provinsi pada tahun 2012 angka pengangguran terbuka di Jawa Tengah sebesar 5,63 persen.
5.DIY
Badan Pusat Statistik (BPS) awal pekan ini melansir penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), berdasarkan data terakhir Agustus 2012 hanya 3,97%, turun dibanding Februari 2012 sebesar 4,09%.
6.JAWA TIMUR
Menurut data terbaru dari BPS Jatim, menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Jawa Timur sampai dengan bulan Pebruari 2013, tercatat sebanyak 804.378 orang (4,00 %).

Provinsi diluar pulau jawa :
1.SULAWESI SELATAN
Berdasarkan data dari BPS angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2012 di Sulawesi Selatan mengalami penurunan dibandingkan dengan TPT tahun sebelumnya yaitu dari 6,6 persen pada Agustus 2011 turun menjadi 5,9 persen di Agustus 2012.
2.BALI
Hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) Agustus 2013, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Bali pada Agustus 2013 sebesar 1,79 persen atau menurun dibandingkan dengan Februari 2013 1,89 persen dan Agustus 2012 tercatat 2,04 persen.
3.NTT
Berdasarkan data dari BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2013 mencapai 3,16 persen,  naik 0,27 poin dari Agustus 2012 sebesar 2,89 persen.
4.KALIMANTAN BARAT
Berdasarkan data BPS, tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka di Kalimantan Barat (5,44%).
5.KALIMANTAN SELATAN
Berdasarkan data BPS, tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka di Kalimantan Selatan (6,36%).

C.    Berdasarkan tingkat ketimpangan di berbagai bidang
Besaran indeks ketimpangan pendapatan nasional yang diukur dengan Indeks Gini telah mengalami peningkatan secara drastis, dari sekitar 0,35 pada 2008, meningkat tajam menjadi 0,41 pada 2012. Provinsi yang mempunyai indeks ketimpangan sebesar 0,41 antara lain adalah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan; indeks ketimpangan sebesar 0,42 adalah DKI Jakarta; indeks ketimpangan sebesar 0,43 adalah DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara, dan Papau Barat; sementara yang mempunyai indeks ketimpangan sebesar 0,44 adalah Gorontalo dan Papua.

Lederman et al. (2001) menyatakan bahwa ketimpangan ekonomi merupakan faktor penyebab tindakan kriminal, sehingga semakin timpang suatu kota atau negara semakin tinggi tingkat kriminalitasnya.
Studi oleh Kennedy dan kawan-kawan (1996) menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, semakin tinggi tingkat ketimpangan sebuah negara bagian, maka semakin tinggi tingkat kematian bayi dan ibu. Beberapa alasan yang mungkin untuk untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah, semakin tinggi ketimpangan, maka kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan semakin beragam dari sisi kualitas dan jenisnya, sehingga menjadi sulit bagi Pemerintah untuk melayani semua segmen.  Dampaknya, kualitas pelayanan kesehatan yang bisa disediakan oleh Pemerintah secara keseluruhan menjadi lebih rendah.
            SOLUSINYA

·         Solusi untuk penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar
·         Solusi untuk mengatasi masalah pengangguran yaitu Pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja.
·         Solusi untuk mengatasi ketimpangan pendapatan Pemerintah dapat mengurangi ketimpangan dengan tiga cara, yaitu pajak, pengeluaran pemerintah, dan regulasi. Pajak adalah cara paling efektif, yaitu dengan menerapkan pajak progresif kepada golongan kaya untuk membiayai pengeluaran pemerintah dalam program sosial. Tetapi, pajak progresif di Indonesia tidak dapat berjalan dalam praktiknya karena kelemahan sistem perpajakan dan ketaatan membayar pajak yang rendah.

REFERENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar