KEBIJAKAN
DAN PERENCANAAN SISTEM AKUNTANSI
1.
Kebijakan
Sistem Akuntansi
Kebijakan untuk
mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen
puncak menginginkan untuk meraih kesempatan – kesempatan yang ada yang tidak
dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem yang lama mempunyai banyak
kelemahan yang perlu diperbaiki.
Kebijakan
akuntansi merupakan dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas : asset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja dan pembiayaan serta laporan keuangan.
Tujuan kebijakan
akuntansi adalah mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah
daerah untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan terhadap anggaran dan antar periode
2.
Perencanaan
sistem akuntansi
Perencanaan
sistem biasanya ditangani oleh staff perencanaan sistem (planning staf). Bila
staff ini tidak ada, maka perencanaan sistem dapat juga dilakukan oleh
departemen sistem (system departement). Departemen pengembangan sistem
dikepalai oleh manajer sendiri, yaitu manajer pengembangan sistem (system
development manager) dan departemen pengolahan data dikepalai manajer pengolahan
data. Dengan demikian fungsi dari masing – masing bagian antaralain :
a. Planning
staf mempunyai tugas melakukan perencanaan sistem berdasarkan kebijakan sistem
yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Bila staff ini tidak ada,
fungsinya dapat digantikan oleh departemen pengembangan sistem.
b. Departemen
pengembangan sistem mempunyai tugas mengembangkan sistem sesuai dengan rencana
yang telah dibuat oleh planning staff. Bila staff ini tidak ada maka tugasnya
dapat digantikan oleh konsultan pengembangan sistem diluar perusahaan.
c. Depertemen
pengeolahan data mempunyai tugas untuk mengoperasikan sistem yang telah
dikembangkan oelh departemen pengembangan sistem. Bila staff ini tidak ada maka
harus dibentuk atau dapat digabung dengan departemen akuntansi.
Proses dari
perencanaan sistem dapat dikelompokkan
dalam 3 proses utama, yaitu sebagai berikut :
a. Merencanakan
proyek – proyek sistem yang dilakukan oleh staff perencana sistem
b. Menentukan
proyek – proyek sistem yang akan dikembangkan yang dilakukan oleh komite pengarah.
c. Mendefinisikan
proyek – proyek sistem dikembangkan yang dilakukan oleh analis sistem.
Adapun tahapan
dari proses perencanaan sistem untuk ketiga bagian ini tampak pada gambar berikut :
3.1.Perencanaan
proyek-proyek sistem akuntansi
Proses
perencanaan sistem bertujuan untuk merencanakan proyek sistem yang akan dikembangkan nantinya.
Hasil dari proses
perencanaan sistem ini
adalah laporan perencanaan sistem
yang dapat berupa
perencanaan sistem jangka
pendek maupun perencanaan sistem jangka panjang. Yang
melakukan proses perencanaan adalah staff perencana sistem (staff
planning).
Proses
perencanaan sistem terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Mengkaji
tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan
b. Mengidentifikasi
proyek – proyek sistem
c. Menetapkan
sasaran proyek – proyek sistem
d. Menetapkan
kendala proyek – proyek sistem
e. Menentukan
prioritas proyek sistem
f. Membuat
laporan perencanaan sistem
3.2.Persiapan
proyek-proyek sistem akuntansi yang akan dikembangkan \
Persiapan
ini meliputi penunjukan team analis yang akan menganalisis kelayakan dari proyek dan
disusul dengan mengumumkan
proyek pengembangan ini
kepada semua pemakai sistem
diperusahaan.
a. Menunjuk
team analis
b. Mengumumkan
proyek pengembangan sistem
3.3.Pendefinisian
Proyek-proyek Sistem akuntansi yang dikembangkan.
Mendefinisikan proyek – proyek sistem
ini berarti melakukan suatu studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik
yang paling layak untuk dikembangkan. Hasil dari studi ini nantinya akan
dimintakan persetujuan kepada manajemen dalam bentuk laporan usulan proyek
sistem yang akan dikembangkan.
Dengan demikian tugas yang harus
dilakuakan oleh team analis dalam tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi
kembali ruang lingkup dan sasaran proyek sistem
b. Melakukan
studi kelayakan
c. Menilai
kelayakan proyek sistem
d. Membuat
usulan proyek sistem, dan
e. Meminta
persetujuan manajemen
f. Melakukan
studi kelayakan
Studi kelayak (feasibility
study) adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan kemungkinan
apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau dihentikan.
Lima macam
kelayakan dapat dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut :
1) Kelayakan
teknik (technical feasibility)
Kelayakan
teknik ini digunakan untuk menjawab pertanyaan kunci seperti
“Apakah teknologi ini dapat diterapkan disistem?”
2) Kelayakan
operasi (operational feasibility)
Penilaian
terhadap kelayakan operasi digunakan untuk mengukur apakah sistem yang akan
dikembangkan nantinya dapat dioperasikan dengan baik atau tidak didalam
organisasi. Kelayakan operasi digunakan untuk menjawab pertanyaan kunci seperti
“dapatkah sistem nantinya diterapkan didalam organisasi ini?”
3) Kelayakan
jadual (schedule feasibility)
Penilaian
kelayakan jadual ini digunakan untuk menentukan bahwa pengembangan sistem akan
dapat dilakukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan.
4) Kelayakan
ekonomi (economic feasibility)
Kelayakan ekonomi
digunakan untuk menjawab
pertanyaan kunci seperti
“Apakah
sistem yang akan dikembangkan dapat dibiayai dan menguntungkan?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar