Pengaruh Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Rupiah serta Kondisi di Negara
Asean
Negara
mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan
adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang
lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Nilai tukar terbagi
atas nilai tukar nominal dan nilai tukar rill. Nilai tukar yang naik-turun
mengakibatkan terhambatnya perkembangan dunia usaha terutama
pada sektor ekspor impor, dimana untuk memperoleh bahan bakunya eksportir atau
importir harus mendatangkan barangnya dari luar negeri.
Pergerakan
harga saham dipengaruhi beberapa faktor antara lain tingkat suku bunga dan
nilai tukar. Terdapat tiga variabel dari berbagai variabel pergerakan harga
saham yaitu variabel tingkat suku bunga, nilai tukar, dan harga saham. Tingkat
suku bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku
bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi pula permintaan akan mata uang
negara tersebut.
Tingkat suku
bunga diatur oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral
selalu menaikkan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara tersebut
terhadap negara lain akan cenderung naik. Hal ini akan terus berlangsung sampai
ada faktor lain yang mempengaruhi atau bank sentral kembali menurunkan suku
bunganya.
Suku bunga acuan atau BI Rate naik lagi 25 basis
poin, menjadi 7,5 persen. Kali ini, Bank Indonesia fokus pada pengendalian
defisit transaksi berjalan. Namun, dalam jangka menengah panjang, BI
mengarahkan kebijakan kepada pengendalian inflasi dan defisit transaksi
berjalan.
Kenaikan BI Rate akan berdampak terhadap
perekonomian dan sektor riil. Pertumbuhan ekonomi akan melambat. Di sisi lain,
kenaikan BI Rate akan mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan. Bank bisa
menaikkan suku bunga simpanan ataupun pinjaman.
Per November 2011, rata-rata bunga deposito
bank-bank di Indonesia 6,39 persen, sementara inflasi 4,15 persen. Di Malaysia,
bunga deposito 1,14 persen sedangkan inflasi 3,4 persen, Thailand, dengan bunga
2,71 persen angka inflasi 4,19 persen. Sementara Filipina, deposito 2,74 persen
dan inflasi 5,2 persen. Korea, bunga deposito 3,94 persen dan inflasi 4,2
persen.
Nilai Tukar
Negara ASEAN Terhadap USD, Tahun 2009- 2013
Negara
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
Indonesia
|
14%
|
5,8%
|
0,4%
|
-8,7%
|
-13,3%
|
Malaysia
|
0,6%
|
9,2%
|
-3,3%
|
4,4%
|
-8,9%
|
Brunei
|
4,2%
|
8%
|
0%
|
4,7%
|
-3,3%
|
Singapura
|
3,5%
|
8,6%
|
-0,8%
|
5,4%
|
-4,1%
|
Thailand
|
4,5%
|
9,3%
|
-6,3%
|
4,3%
|
-5,7%
|
Filipina
|
1,4%
|
5,7%
|
0,1%
|
7,1%
|
-9,4%
|
Vietnam
|
6,7%
|
-5,7%
|
-8%
|
2,1%
|
-2,5%
|
Laos
|
-0,1%
|
3,5%
|
0,6%
|
1,8%
|
0,4%
|
Myanmar
|
0,3%
|
0,2%
|
0,5%
|
-13360%
|
-12,8%
|
Kamboja
|
-2,2%
|
0,8%
|
0,3%
|
1,8%
|
-1,8%
|
Kurs mata
uang Rupiah memimpin penguatan atas dollar Amerika Serikat dibandingkan mata
uang negara lainnya yang ada di kawasan Asia Tenggara pada pekan terakhir kemarin.Saat
ditutup, kurs rupiah mampu menguat 0,69% dan melaju ke level Rp 11.744 per
dolar AS.Penguatan terbesar selanjutnya diikuti oleh mata uang Filipina sebesar
0,44% ke 44,57 peso per dolar AS.Selanjutnya adalah mata uang Malaysia yang
menguat 0,43% ke 3,3 ringgit per dolar AS.
Sumber :
http://www.macroeconomicdashboard.comwww.Republika.go.id