BIOGRAFI
DAHLAN ISKAN
Dahlan Iskan adalah salah
satu putera terbaik Indonesia. Beliau dikenal masyarakat karena keberhasilannya
dalam memimpin surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran daerah yang hampir
gulung tikar menjadi koran nasional dengan penjualan yang sangat fantastis.
Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN menggantikan Mustafa
Abubakar.
Dahlan Iskan dilahirkan di
Magetan Jawa Timur, tepatnya di desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando,
Magetan, Jawa Timur pada tahun 1951. Dahlan Iskan tidak pernah tahu tepatnya
tanggal dan bulan ia dilahirkan, sampai saat ini tanggal yang ia gunakan
sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri.
Ia menggunakan tanggal 17
Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya karena tanggal itu tepat hari
kemerdekaan Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin ia juga ingin
tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang tahun 45.
Ø Masa Kecil Dahlan Iskan
Dahlan Iskan adalah anak
dari pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat
bersaudara. Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati
sedangkan adik bungsunya bernama Zainuddin.
Orang tua Dahlan Iskan
bukanlah orang kaya, bahkan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya
terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Kehidupan telah menempa Dahlan kecil
menjadi pribadi yang tangguh. Sering ia dan saudaranya merasa perih di perut
karena menahan rasa lapar, ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan
berarti harus meminta-minta untuk dikasihani melainkan harus dihadapi dengan
bekerja dan berusaha. Ayah Dahlan pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani
dengan tepat akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip keluarga Dahlan.
Pada saat kecil Dahlan Iskan
hanya memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung
adalah baju serba guna bagi dahlan, saat beribadah ia gunakan sarung, saat baju
dan celana nya dicuci , ia gunakan sarung sampai pakaiannya kering, saat tidur
di malam hari ia gunakan sarung untuk selimut. Ketika sekolah ia tidak
mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya puluhan kilometer,
sehingga ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki dengan merasakan
lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia menyimpan keinginan
besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu (cerita ini
bisa anda baca di buku “Sepatu Dahlan”).
Ø Kenangan Tentang Ayah dan Ibunya
Tentang ayah dan ibu Dahlan,
yang ia ingat tentang orang tuanya adalah bahwa ayah dan ibunya adalah sosok
yang bersahaja. Ayah dan ibunya adalah pasangan yang harmonis, walaupun hidup
serba kekurangan, ayah dan ibunya hampir tidak pernah bertengkar. Ada cerita
menarik tentang orang tua Dahlan. Di dekat rumah Dahlan ada kebun pisang milik keluarganya,
saat itu daun pisang sedang lebat-lebatnya. Ibu Dahlan sangat senang melihat
daun pisang yang rimbun. Tanpa sepengetahuan istrinya, ayah Dahlan memotong
daun pisang itu dan menjualnya ke pasar karena butuh uang, kontan saja saat
ibunya mengetahui, ia sangat marah dan terjadilah adu mulut antar keduanya.
Itulah satu-satunya pertengkaran yang pernah terjadi diantara orang tua Dahlan.
Suatu saat ibu Dahlan
terserang penyakit yang membuat perutnya membesar. Karena orang desa dan tak
punya biaya, mereka tak tahu itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan meninggal
dunia. Ketika dewasa Dahlan baru tahu bahwa penyakit ibunya itu adalah sejenis
kista yang dengan operasi sederhana bisa sembuh. Jika Dahlan mengingat itu,
kecewa hatinya. Saat itulah Dahlan bertekad menjadi orang pandai, kaya dan
sukses. Agar tidak terjadi lagi hal seperti itu di kehidupannya.
Ø Kenakalan Dahlan Kecil
Sepulang sekolah, Dahlan tak
lantas bermain-main. Ia harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit
rumput, menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya.
Namun hal ini tak lantas membuat Dahlan kecil kehilangan keceriaannya. Ia
tetaplah menjadi anak kecil yang periang dan sesekali nakal.
Pernah suatu hari, karena
sangat ingin memiliki sepatu, Dahlan membongkar lemari ayahnya guna mencari
siapa tahu ayahnya menyimpan sejumlah uang disana. Ia juga pernah mendapatkan
nilai merah di raport-nya. Ketika ia telah berhasil memiliki sepatu, ia tetap
‘nyeker’ berjalan ke sekolah dan sepatunya ia ‘tenteng’ agar tetap awet dan
tidak rusak.
Kisah kenakalan Dahlan kecil
yang lain adalah sewaktu pulang sekolah, ia dan adiknya yang bernama Zainuddin
bekerja menggembalakan kambing, “Waktu itu masih SD. Setelah pulang sekolah,
kami biasa menggembala domba di pinggir sungai desa,” kata Zainuddin. Sambil
menggembala domba, ia dan teman-temannya bermain wayang dari ranting ketela
pohon. “Karena keasyikan, enggak tahu ternyata domba-dombanya sudah lewat dan
kembali ke kandang di rumah.” Mereka berdua sangat ketakutan sekali jika dimarahin
bapaknya, namun mereka akhirnya lega karena jumlah domba yang kembali lengkap
30 ekor.
Pengalaman kenakalan Dahlan
waktu kecil yang lain adalah saat adu menunggang kerbau dan Dahlan terjatuh
dari kerbaunya yang mengakibatkan mulutnya terluka.
Ø Karir Dahlan Iskan
Sebelum saya mengulas
tentang karir Dahlan Iskan, saya akan sedikit mengulas tentang riwayat
pendidikan Dahlan Iskan. Dahlan Iskan mulai bersekolah di madrasah yang juga
disebut sekolah rakyat (sekarang bernama sekolah dasar). Setelah tamat ia
melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah
setingkat SLTA.
Setamat SLTA, Dahlan Iskan
melanjutkan sekolahnya di fakultas hukum IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17
Agustus. Semasa kuliah ia lebih senang mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti
Pelajar Islam Indonesia dan menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa
ketimbang mengikuti kuliah. Karena keasyikannya itu ia jadi tidak meneruskan
kuliahnya.
Kemudian Dahlan Iskan hijrah
ke Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia numpang di rumah kakak tertuanya.
Disana ia menjadi reporter sebuah surat kabar lokal. Tulisan Dahlan banyak yang
meminatinya.
Pada Tahun 1976, Dahlan
kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu
terjadi musibah yang bersejarah yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan
menulis tentang musibah tersebut dengan sepenuh hati dan meletakkannya di
Headline News Tempo. Tak disangka hasilnya sangat luar biasa, dari respon
pembaca banyak yang menyukai gaya Dahlan menulis. Hal inilah yang membuat
pimpinan Tempo mengangkat Dahlan sebagai kepala biro Tempo Jatim.
Walau sudah bekerja dan
menulis untuk Tempo, diam-diam Dahlan juga menulis untuk koran lain seperti
Surabaya Post dan surat kabar mingguan seperti Ekonomi Indonesia sebagai
tambahan penghasilan. Hal ini diketahui oleh pimpinan Tempo dan menegur Dahlan.
Ø Dahlan Iskan dan Jawa Pos
Jawa Pos didirikan oleh The
Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen
hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap
hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik
untuk membuat surat kabar sendiri.
Setelah sukses dengan Jawa
Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda.
Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir
tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982,
oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja.
Koran-korannya yang lain
sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen
akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi
mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di
London, Inggris.
Saat itu terdengar kabar
bahwa Jawa Pos dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu
Eric Samola. Melihat prestasinya yang lumayan dan keinginan Dahlan untuk
berbuat lebih, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.
Awalnya koran Jawa Pos
bernama Java Post kemudian diganti dengan Djawa Post dan diganti lagi menjadi
Jawa Pos. Awalnya media masa Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas.
Saat Dahlan Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut
karena kalah bersaing. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan
tidak berputus asa. Ia mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos.
Ketika itu budaya membaca
koran adalah di sore hari. Melihat ini muncullah ide cemerlang Dahlan. Ia
memutuskan bahwa Jawa Pos akan diterbitkan dan dibagikan di pagi hari. Ide ini
di gulirkan Dahlan agar Jawa Pos seakan-akan bisa memberikan berita lebih cepat
dari koran lain.
Namun tidak semua stafnya
menyetujui usul Dahlan karena bertentangan dengan kebiasaan masyarakat dalam
membaca koran. Sore hari adalah saat santai, orang pulang kerja sembari santai
dengan membaca koran. Sedangkan pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk
kerja. Mana mungkin ada waktu untuk membaca koran. Bagaimana nanti jika Jawa
Pos tidak laku jika diterbitkan pagi hari. Begitulah argumen para stafnya yang
tidak setuju dengan usul Dahlan.
Namun Dahlan tidak menyerah,
justru inilah kesempatan Jawa Pos. Saat koran lain belum terbit, Jawa Pos
mendahului untuk terbit dan dibagikan. Sehingga akan membentuk opini bahwa Jawa
Pos lebih cepat meliput berita dan lebih cepat mengetahui berita dibandingkan
koran lain. Persoalan kebiasaan membaca koran di sore hari itu pelan-pelan
dapat di rubah di pagi hari. Tentunya orang akan lebih senang jika lebih cepat mengetahui
apa yang terjadi di masyarakat ketimbang yang terakhir tahu.
Akhirnya Jawa Pos terbit di
pagi hari. Awalnya masyarakat kaget ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi
dengan sabar Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di pagi
hari. Dahlan membentuk opini bahwa lebih cepat mengetahui berita yang up to
date itu lebih cerdas dan lebih keren. Untuk hal ini Dahlan Iskan bahkan terjun
langsung dalam memasarkan koran Jawa Pos.
Pelan-pelan Jawa Pos
membiasakan masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Menerbitkan kkoran di
pagi hari, Jawa Pos hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit
sore hari. Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987 Jawa Pos
berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar.
Omset Jawa Pos naik 20 kali
lipat dari omset ditahun pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6
miliar. Dari surat kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan menjadikan Jawa
Pos menjadi surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinan Dahlan
berhasil merubah kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi
pagi hari. Melihat keberhasilan Jawa Pos, koran lain yang awalnya terbit sore
juga ikut-ikutan terbit pagi karena takut kehilangan pasar.
Di tahun 1993 saat usianya
mencapai 42 tahun, Dahlan mengundurkan diri menjadi pemimpin redaksi dan
pemimpin umum Jawa Pos karena ia ingin memberikan kesempatan pada orang yang
lebih muda untuk berkarya.
Dahlan Iskan akhirnya fokus
mengembangkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran
saja, Jawa Pos kemudian juga membuat majalah dan juga surat kabar daerah lain.
Jaringan ini terkenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah
jaringan media terbesar di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar,
tabloid dan majalah serta memiliki 40 percetakan yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Tahun 1997 Dahlan Iskan
membangun gedung pencakar langit yang terkenal di Surabaya dengan nama Graha
Pena. Gedung ini menjadi pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan
juga membangun gedung serupa di Jakarta mengingat Jakarta adalah ibukota
Indonesia dan untuk lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.
Dahlan juga melirik media
elektronik dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yaitu JTV dan SBO, Batam
yaitu Batam TV, di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV di Makassar, PTV di Palembang,
dan Parahyangan TV di Bandung dan di kota-kota lainnya yang mencapai 34 stasiun
televisi lokal.
“Jangan meletakkan semua telur di keranjang yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai
pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate dan hotel.
Selain itu Dahlan Iskan juga
memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu direktur pembangkit
listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric
Power di Surabaya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kelak mengapa
Dahlan ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN.
Ø Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
Pada awal tahun 2009, Dahlan
Iskan juga menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Beliau
membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan
Surabaya - Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik mencapai 4.300
kilometer. Proyek ini di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan
Dahlan Iskan yang menjadi Komisarisnya.
Ø Dahlan Menjadi Dirut PLN
Kesuksesan Dahlan Iskan
dalam mengembangkan Jawa Pos Group sangat terkenal dimana-mana. Setiap saat
media cetak dan elektronik meliput keberhasilan raja media asal Jawa Timur ini
sampai-sampai Presiden SBY pun tahu kecemerlangan Dahlan Iskan dalam memimpin
JPNN.
Waktu itu di Jakarta sedang
musimnya mati lampu. Banyak masyarakat yang mengeluh alat elektroniknya rusak
gara-gara byar-pet ini. Fahmi Mochtar yang menjadi Dirut PLN saat itu banyak
menuai kritikan. Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan
keputusan untuk mengangkat Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN menggantikan Fahmi
Mochtar.
Banyak pihak yang tidak
setuju dan meragukan hal itu. Bahkan tak segan pihak yang kontra mencibir
dengan mengatakan “ Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak
lulus kuliah bisa memimpin PLN. Jangan samakan PLN dengan Jawa Pos.” Menanggapi
hal itu Dahlan Iskan dengan santainya menjawab “PLN ini tempat
berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan SMA jurusan terhebat, Fisika,
jurusan yang dianggap paling pintar. Lalu, masuk fakultas teknik elektro ITB,
yang juga terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang
hebat. Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan orang-orang terhebat dan
terpintar di negeri ini” “ Ya. Yang dibutuhkan sekarang adalah manusia bodoh
seperti saya”.
Hari pertama Dahlan bekerja di PLN, ia langsung membuat gebrakan antara lain :
·
Bebas byar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan
·
Gerakan sehari sejuta sambungan
·
Pencabutan capping yaitu batas tarif listrik industri,
sehingga lebih adil dan dapat menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.
Selain program diatas.
Dahlan Iskan juga membangun sejumlah besar proyek untuk PLN seperti membangun
PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Di tahun sebelum kepemimpinan Dahlan, PLN
hanya berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau
Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara,
dan Citrawangan.
Fakta unik Dahlan Iskan saat menjadi Dirut atau CEO PLN adalah sebagai berikut :
·
Setiap tanggal 17 di setiap bulan yang biasanya diisi
upacara, diganti dengan diskusi antar karyawan dan atasan.
·
Dahlan Iskan juga membuat “CEO Note” sering juga
disebut CEO
Note Dahlan Iskan yaitu catatan yang dapat menjembatani atasan dan
bawahan. CEO
Note Dahlan Iskan ini selalu diakhiri dengan kata-kata motivasi untuk
lebih maju dan sukses.
·
Dahlan Iskan lebih memilih mengendarai mobil pribadinya
sendiri daripada memakai mobil dinas.
·
Dahlan Iskan tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN
dan tidak menempati rumah dinas.
Benar saja, dibawah kepemimpinan
Dahlan Iskan yang full visi dan memiliki etos kerja yang tinggi, PLN memiliki
banyak kemajuan. Seperti tidak byar-pet lagi dan pelayanannya lebih
profesional.
Dahlan Iskan menjabat
menjadi Direktur Utama PLN hanya dua tahun karena pada tanggal 19 Oktober 2011,
Presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa
Abubakar yang sedang sakit.
Sebenarnya Dahlan sangat
berat meninggalkan PLN, karena banyak programnya yang belum rampung dan visi
yang ia bangun untuk mereformasi PLN masih sedikit yang terwujud mengingat masa
jabatannya yang masih seumur jagung 2 tahun. Namun apa dikata, ternyata
kemampuannya dalam memimpin dianggap lebih tinggi dari pada hanya memimpin PLN.
Ø Dahlan Menjadi Menteri BUMN
Saat diangkat menjadi
Menteri BUMN, ada satu pertanyaan yang dialamatkan ke Dahlan, kurang lebih
pertanyaannya seperti ini “BUMN adalah lembaga
yang sering menjadi sasaran empuk korupsi, bagaimana menurut anda?”
Menanggapi pertanyaan seperti itu, Dahlan tersenyum sambil menjawab “ Menurut pengamatan
saya, di lembaga ini ada 10% orang yang jujur dan ada 10% orang yang tidak
jujur. Sedangkan yang 80% berada di tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin.
Jika yang memimpin termasuk orang yang jujur maka yang 80% tadi ikut yang jujur
sehingga yang jujur menjadi 90%. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur maka
yang 80% juga ikut yang tidak jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%.
Jadi kembali lagi ke pemimpinnya” Wow excellent. Jawaban yang sangat
cerdas.
Semenjak menjadi menteri
BUMN, Dahlan Iskan melakukan beberapa gerakan. Salah satunya adalah
membersihkan BUMN dari korupsi. Langkah awalnya adalah dengan memberi kriteria
khusus dalam mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah
memiliki integritas yang tinggi. Syarat yang lain adalah memiliki antusias
untuk maju.
Dahlan tidak menyebut pandai
sebagai syaratnya karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu integritas
yang baik, kenapa bukan kepintaran karena saya yakin semua orang sudah pintar,
yang kedua adalah harus mempunyai antusias keinginan maju, banyak orang
integritas tinggi tapi tidak punya antusias. Tapi ada juga antusias tidak
integritas dia kaya kuda liar," jelas Dahlan.
Ø Dahlan Iskan Cangkok Hati
Mungkin banyak yang sudah
tahu jika Pak Dahlan Iskan pernah terjangkit virus Hepatitis B. Sebenarnya
Dahlan Iskan tidak menyadari jika ia sedang terkena penyakit hepatitis B,
tahu-tahu muntah darah. Dahlan mengakui sebelum ini ia sering hidup
seenaknya, waktu kecil ia sering minum air sungai mentah yang tak tahu
bagaimana tingkat higienisitasnya, kemudian ia juga suka makan di satu wadah
sama-sama. Saat bekerja pun ia sering lupa waktu untuk istirahat. Apalagi
saudaranya yaitu ibu, paman dan kakak kandungnya yang meninggal di usia muda
yaitu berumur 30-34 tahun juga mengalami gejala yang sama yaitu muntah darah.
Berikut kronologisnya Dahlan Iskan sampai harus menjalani cangkok hati atau transplatasi hati yang dikutip dari wawancara Dahlan di Kick Andy.
Bermula setelah melakukan perjalanan bisnis yang begitu panjang. Mulai dari China hingga Ambon, Dahlan Iskan mengalami muntah darah ketika tiba di rumahnya, Surabaya. Setelah melakukan pengecekan kepada seorang dokter, ternyata liver atau hatinya telah sirosis. Selain itu, hati yang telah rusak juga telah dipenuhi kanker.
“Dokter bilang umur saya tinggal enam bulan. Paling lama dua tahun,” kata Pimpinan Jawa Pos Group ini. Dokter pun langsung menyarankan melakukan tindakan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu transplantasi. Tindakan ini jelas saja penuh risiko. Apalagi sebelumnya seorang tokoh, Nurcholish Madjid gagal setelah melakukan transplantasi. Cak Nur meningal dunia ketika dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura.
Akhirnya dengan penuh pertimbangan, Dahlan Iskan memilih sebuah rumah sakit di Tianjin, China untuk melakukan transplantasi. Bersama tim kecil, yaitu Nafsiah Sabri, istrinya, Robert Lai, sahabatnya dan saudara angkatnya di China menunggu donor hati. Tim kecil ini tinggal di China sampai mendapat donor hati untuk di cangkokan ke dalam tubuh Dahlan Iskan selama enam bulan.
Kisah Dahlan Iskan ini sangat menarik untuk diangkat di Kick Andy. Terutama bagaimana detik-detik menjelang operasi menunggu donor hati yang tak kunjung datang. Juga bagaimana perjuangan seorang sahabat Dahlan Iskan, Robert Lai yang begitu gigih menjaga, merawat dan membersihkan kamar perawatan. Salah satu kegagalan pasien transplantasi adalah pasca operasi. Hal ini juga diungkapkan Prof Sulaiman Phd, seorang ahli liver dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. “Transplantasinya sebenarnya tidak berbahaya. Tapi justru virus sesudah operasilah yang sangat mematikan.” ujar dokter yang pernah merawat almarhum Nurcholish Madjid ini.
Dengan berhasilnya transplantasi hati Dahlan Iskan, ternyata tidak hanya melegakan keluarganya saja. Keluarga Nurcholish Madjid juga merasa bersyukur. Waktu itu banyak orang berpendapat, Cak Nur meninggal dunia karena dimurkai Allah makanya mukanya hitam. Ternyata yang terjadi tidaklah demikian. Orang yang menderita sirosis hati pasti mukanya hitam. Begitu juga Dahlan Iskan. Namun setelah transplantasi mukanya kembali bersinar. “ Kalau muka menjadi hitam, itu karena kotoran ikut beredar melalui aliran darah karena hati yang telah rusak,” kata Dahlan Iskan, yang mengaku berasal dari keluarga miskin.
Kini Dahlan Iskan mempunyai dua “Mercy”. Satu Mercy adalah salah satu mobil Mercy seri 500 seharga Rp 3 miliar. Mercy yang lain adalah lambang mercy di perutnya, bekas operasi transplantasi hati yang harganya konon lebih dari harga mobil itu.
Ø Dahlan Iskan Dan Nafsiah Sabri
“Dibalik keberhasilan seorang pria pastilah ada peran wanita hebat yang mendukungnya sepenuh hati”. Pepatah diatas pantaslah disematkan pada Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri.
Nafsiah Sabri adalah wanita
yang dipilih Dahlan untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Nafsiah
adalah wanita yang sholehah, pengertian, sabar, humoris, ceria dan mandiri. Hal
itulah yang membuat Dahlan jatuh hati padanya.
Awal pertemuan mereka adalah
saat sama-sama mengisi ceramah agama di sebuah radio di semarang. Saat itu
Dahlan belum menyatakan isi hatinya. Ia hanya berani menawarkan boncengan sepeda
angin untuk Nafsiah saat akan berangkat siaran radio.
"Dulu saya hanya punya sepeda dan berangkat boncengan. Saya lihat sepertinya Ia bisa menjadi ibu yang hebat," ucap Dahlan mengenang saat masa pedekate dengan Nafsiah Sabri.
Pada tahun 1975, Dahlan
Iskan yang ketika itu berusia 25 tahun dan Nafsiah Sabri yang berumur 22 tahun
akhirnya menikah.
Nafsiah Sabri adalah istri
yang benar-benar mencintainya sepenuh hati, penurut dan tidak banyak menuntut.
Hal ini tercermin dari Nafsiah yang mau dijadikan istrinya walaupun Dahlan
belum menjadi apa-apa. Saat itu Dahlan Iskan hanyalah reporter lepas, DO dari
kuliah dan tidak punya penghasilan tetap serta belum punya rumah.
"Bahkan kehidupan sehari-hari lebih banyak dibantu dari gaji istri saya yang menjadi guru SD waktu itu. Ketika lahir anak pertama mereka, Azrul Ananda kita bisa menyewa rumah yang ada kamarnya meski di gang sempit," jelasnya.
Dari pernikahan Dahlan Iskan
dan Nafsiah Sabri, mereka telah dikaruniai dua orang anak yaitu Azrul Ananda
dan Isna Fitriana. Walau hidup mereka saat itu serba kekurangan namun Nafsiah
tetap setia dan mencintai Dahlan. Mulai dari Dahlanhanya seorang reporter lepas
sampai saat Dahlan menjadi menteri BUMN, Nafsiah selalu menemaninya bahkan saat
Dahlan ditransplatasi hati, Nafsiah jugalah yang mempersiapkan segala
kebutuhannya.
Sebagai seorang istri,
Nafsiah 100% mendukung karir suaminya. Saat Dahlan Iskan harus turun ke jalan
menjual e-toll card, Nafsiah juga ikut membantu suaminya berpanas-panasan
menjajakan e-toll card.
Nafsiah sangat mahir
memasak. Dahlan Iskan sangat menyukai masakan istrinya bahkan ia sering
membanggakan dan menawarkan masakan istrinya itu ke wartawan dan stafnya untuk
ikut mencicipi. Saat Dahlan pulang dari chek up kesehatan di Singapura, Dahlan
langsung pulang kerumah dan bersama stafnya menikmati masakan istri
tercintanya, Nafsiah Sabri.
Ø Mobil Listrik Dahlan Iskan
Setelah lolos dari maut
karena penyakit sirosis-nya, Dahlan Iskan seakan menemukan hidupnya yang baru.
Beliau jadi benar-benar menghargai waktu ekstra yang diberikan Alloh kepadanya.
Apa yang beliau kerjakan sepenuhnya didedikasikan untuk kebaikan banyak orang.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.”
Itulah prinsip Dahlan Iskan. Saat ia menjadi Dirut PLN, ia berprestasi
sebaik-baiknya. Begitu pula saat menjadi Menteri BUMN, Dahlan ingin mengabdi
dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pengabdiannya pada negeri Indonesia
dan bentuk pengabdiannya pada masyarakat adalah dengan memfasilitasi dan
mendukung produksi mobil nasional. Dahlan Iskan memang bukan orang pertama yang
mendukung mobil nasional, sebelum nya ada Jokowi dengan mobil SMK dan saat era
Soeharto juga ada Timor mobil.
Dahlan berpendapat bahwa
Indonesia adalah negara besar dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, sayang
sekali jika hanya menjadi konsumen termasuk mobil. Tetapi jika Indonesia ngotot
memproduksi mobil bensin maka pasti Indonesia sudah kalah pasar dengan Jepang
dan Korea. Akhirnya dipilihlah mobil listrik yang belum seramai mobil bensin.
Mobil listrik dipilih sebagai mobil yang akan didukung Dahlan Iskan sebagai
mobil nasional karena pesaingnya belum ketat, ramah lingkungan dan jika
diproduksi secara masal (apalagi produksinya di Indonesia) akan lebih murah
harganya dari mobil bensin yang harus impor.
Mobil listrik Dahlan yang
pertama adalah Tuxuci. Tuxuci adalah sejenis mobil sport. Tuxuci ini dibuat
oleh Danet Suryatama adalah salah satu Diaspora Indonesia (orang Indonesia yang
tinggal di luar negeri tapi telah kembali alias ‘pulang kampung’) yang pernah
berkarir dibidang otomotif dan sangat cemerlang dibawah bendera Chrysler dan
Mitsubishi. Tim yang membuat mobil listrik ini dinamai “Putra Petir”.
Tuxuci bisa menempuh jarak
400km atau 4 jam dengan baterai terisi penuh, untuk mengisi baterai sampai
penuh butuh waktu 6 jam. Tuxuci memiliki kecepatan maximum 193km/jam dan jarak
jelajah 200 mil atau 321,8km untuk sekali charge. Tuxuci dibandrol dengan harga
3 miliar.
Namun sayang saat uji coba
dari Solo menuju Surabaya,, Tuxuci mengalami rem blong dan menabrak tebing di
Magetan. Body Tuxuci mengalami rusak parah dan untungnya Dahlan Iskan yang
mengemudikannya selamat dan tak terluka sedikit pun.
Walau begitu Dahlan Iskan
tak patah semangat. Ia tetap melanjutkan proyek mobil listriknya. Bersama
dengan “Putra Petir” yaitu komunitas yang membantu Dahlan membuat mobil
listrik, Dahlan Iskan membuat mobil listrik kedua yang bernama “Selo” yang
dalam bahasa Jawa berarti batu. Mobil kedua ini masih berupa mobil sport.
Bedanya “Selo” tidak memakai gearbox agar lebih hemat beda dengan Tuxuci yang
memakai gearbox. Jika mobil Tuxuci dirancang oleh Danet Suryatama maka mobil
kedua dirancang oleh Ricky Elson. “Selo” ditawarkan dengan harga 1,5 miliar
namun bisa menjadi 300 jutaan jika diproduksi massal. Rencananya “Selo” akan
dipamerkan di ajang KTT Asean di Bali bulan Oktober 2013.
Itulah Biografi Dahlan Iskan mulai dari kecil hingga sekarang. Penulis merangkumnya dari berbagai sumber.
Daftar Pustaka
http://wikipedia.com
http://kompas.com
http://ramadhani09.blogspot.com
http://binder724studio.com
http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/2013/06/biografi-dahlan-iskan-orang-miskin-yang.html